Hold honesty to get a better future

Islam My Inspiration

www.firdausimaduddin.blogspot.com
Hold the honesty to get a better future
About Me
Replace this with your own description here. Go to "Edit HTML" to change this.

Saturday, February 6, 2016

Integrasi dan Harmoni Struktural Organisasi
          
  Tidak dipungkiri bahwa proses kegiatan belajar-mengajar tidak hanya terpaku dalam formalitas yang berpusat pada bangku-bangku sekolah atau perkuliahan, akan tetapi kegiatan belajar mengajar membutuhkan stimulasi lebih yang mendukung pembelajaran itu lebih maksimal dan berguna bagi orang lain. Secara formalitas, orang dapat menerima pertukaran ilmu yang saling bersinergi dengan keilmuannya di bangku-bangku sekolah atau perkuliahan, mereka mampu mengembangkan kualitas keintelektulannya dengan pakar-pakar ahli yang secara pendidikannya telah mumpuni untuk mentrasfer ilmu-ilmunya kepada peserta didiknya. Akan tetapi dalam realita kehidupan, keilmuan yang secara formal didapat dari lembaga pendidikan tidaklah cukup untuk menjamin seseorang itu berhasil dalam menyampaikan tugas dan kewajibannya kepada masyarakat. Maka hal itu harus disinergikan dengan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menjadikan individu-individu tersebut lebih cermat dan terlatih dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Karena sudah menjadi kebenaran yang absolut bahwa kehidupan ini tidak lepas dengan problematika-problematika yang begitu kompleks. Maka untuk menghadapi hal tersebut, seseorang itu tidak cukup hanya mengandalkan ilmunya yang bersifat formal yang ia pelajari di bangku sekolah atau perkuliahan melainkan orang tersebut harus mencari dan mempelajari ilmu-ilmu lain yang bersifat non formal atau bersifat multidimensi keilmuan. Maksudnya keilmuan tersebut bersifat fleksibel untuk aspek-aspek kehidupan. Seperti ilmu sosial-interaktif, ilmu perencanaan, ilmu menejemen dan lain sebagainya. Dan ilmu-ilmu tersebut dapat diperoleh di  luar bangku sekolah atau perkuliahan seperti di sebuah komunitas, perkumpulan, dan organisasi.
            Sebuah organisasi, pada aspek onotologinya, merupakan sesuatu yang memiliki peran penting dalam sebuah kehidupan. Karena organisasi sendiri secara umum mengandung arti sekelompok orang dalam satu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Jika ditinjau dalam prespektif sosial-kehidupan, organisasi yang terdiri beberapa orang tersebut akan melaksanakan tugas dan tujuan mereka untuk kehidupan dengan mentrasformasikan prinspin-prinsip organisasi ke dalam kehidupan nyata. Itulah kelebihan organisasi yang seharusnya dipelajari dan diterapkan oleh sejumlah masyarakat khususnya mahasiswa. Karena mahasiswa merupakan masa yang paling efektif untuk mematangkan pengetahuan dan pengalamannya dengan semaksimal mungkin, sehingga nantinya mahasiswa siap dan mampu serta terlatih untuk bersikap secara tepat dalam menghadapi masalah yang ada. Akan tetapi perlu diingat, dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip organisasi perlu adanya pemahaman yang benar terkait apa yang akan kita lakukan ke depan. Maka dari itu, disamping para organisatoris dituntut untuk mengerti dan memahami unsur-unsur dan prinsip-prinsip organisasi, para organisatoris juga diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang hakikat fungsi dan keselerasan stuktural dalam sebuah organisasi agar tidak terjadi gesekan dekonstruksi menejemen di dalamnya. Dalam artikel ini, sedikit akan dipaparkan apa itu hakikat fungsi dan keselarasan struktural sebuah organisasi.
            Menurut Cyril Soffer, organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil. Sedangkan menurut Kast Rosenzweigh, organisasi adalah sub sistem teknik, sub sistem struktural, sub system pshikososial dan sub sistem manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan. Dalam pandangan Philip Selznick, organisasi adalah peraturan personil (arrangement of personal) guna mempermudah pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan  (for facilitating the accomplishment of some agreed purpose) melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab (Through the allocation of functions and responsibilities). Sedangkan Thompson mengartikan  organisasi adalah sebuah integrasi anggota-angota spesial yang sangat rasional dan impersonal (adil) yang bekerja sama (kooperasi) untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yang telah diumumkan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu poin yang cukup penting dalam sebuah organisasi adalah adanya sistem integrasi struktural antara anggota spesial level atas dengan anggota biasa level bawah yang semua itu mengarah pada fungsi pokok yaitu untuk mencapai tujuan tertentu dengan maksimal. Dan dalam pembahasan ini, yang perlu kita fahami adalah sistem integrasi struktural yang harmoni antar anggota karena pada esensinya poin ini menjadi peran penting dan berpengaruh bagi keberhasilan sebuah organisasi. Maksud dari integrasi struktural yang harmoni itu adalah adanya keselarasan struktur dan tidak adanya sekat atau dinding perbedaan antara orang-orang level atas dengan orang-orang level bawah dalam melaksanakan tugas sebuah organisasi. Secara stuktural kepemimpinan memang benar bahwa pemimpin menjadi pusat pemegang kekuasaan utama, akan tetapi secara  struktural menejemen seorang pemimpin tidak mutlak dia sebagai penjamin sebuah organisasi akan berhasil. Maka dari itu, diperlukan integrasi kekuatan dari orang-orang level bawah yang pada hakekatnya mereka adalah penggerak aktif dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi dan keberadaannya sangat diperlukan bahkan tidak boleh diabaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Simon (1997) bahwa tugas mewujudkan sasaran organisasi berada pada orang-orang di tingkat paling bawah dari organisasi. Demikian juga pada seseorang paling bawah dari struktur organisasi tidak boleh diabaikan karena mereka para anggota level bawahlah yang menentukan keberlangsungan dan tercapainya tujuan organisasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sebagai seorang organisatoris baik mulai dari level atas hingga level bawah harus mengetahui dan memahami hal tersebut dan menjadikannya sebagai pedoman agar nantinya tujuan bisa tercapai dan tidak menimbulkan disentegrasi struktural dan dekonstruksi menejemen ketika planning, organizing, accounting, dan actuacting sedang berlangsung. Wallahu A’lam

Written on 14 Oktober 2015, 1 Muharram 1437 H

0 comments:

Post a Comment