Esensi Sebuah Organisasi
Siapa yang tidak mengenal organisasi, apalagi untuk
siswa pelajar atau mahasiswa dalam suatu instansi? Pastilah nama ini bukan
suatu hal yang asing dan baru dalam benak pelajar atau mahasiswa. Banyak orang
mendefinisikan organisasi dengan berbagai teori dan pemikiran serta
mengaitkannya dengan berbagai hal. Ada pihak yang saling mendukung dengan
pemikiran mereka dan ada pula yang menentang. Dengan semua fenomena itu,
maka kita perlu mengetahui dan mengaji
ulang arti dasar organisasi, bentuk dan esensi fungsi suatu organisasi menurut
sumber yang kuat dan terpercaya, agar kita tidak salah mengartikan dan membawa
organisasi ke jalan yang tidak benar.
Menurut Keith Davis, Human Relations at Work (London:1962) organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Stoner mengatakan
bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Berlainan
dengan James
D. Mooney mengemukakan bahwa
organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Dengan semua definisi diatas, pada dasarnya merujuk dalam satu esensi
yang sama mengenai organisasi. Kita dapat menyimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu tempat atau wadah dimana dua orang atau lebih berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan tertentu.
Disamping arti dasar organisasi, perlu
kita mengetahui bentuk dan unsur-unsur organisasi. Organisasi memiliki banyak
bentuk, diantaranya adalah organisasi politik, organisasi sosial, organisasi
mahasiswa, organisasi olahraga, organisasi sekolah, organisasi negara,
organisasi pemuda, dan organisasi agama. Sedangkan unsur-unsur organisasi
menurut Keith Davis adalah unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan
sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada
semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah. Unsur kedua adalah
kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini
berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok. Unsur
ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol
dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa
“sense of belongingness”.
Dalam era globalisasi dan modern,
terutama dalam hal keagamaan, kita menemukan banyak hal-hal yang kurang etis
dalam sebuah organisasi. Banyak aktivitas-aktivitas yang menyimpang dari makna
asal sebuah organisasi. Pandangan ini
dilontarkan oleh pemikir-pemikir agama, dimana mereka memandang akan kurangnya
nilai spiritual agamis yang tertanam dalam sebuah orgnisasi. Misalnya, ketika
dalam acara tertentu yang dinaungi oleh anggota organisasi A, di sela-sela
acara tersebut mereka banyak yang melupakan salat bahkan meninggalkannya. Kemudian
dalam berkumpul, kebanyakan mereka bercampur antara laki-laki dan perempuan
bahkan mereka sudah tidak punya malu dan melakukan hal-hal yang tidak
dibenarkan dalam agama. Banyak dari organisatoris hanya memandang sebuah
keberhasilan hanya karena kerja keras semata tanpa memperhatikan peran religius
agama mereka. Padahal, pada dasarnya peran dibalik layar kesuksesan itu sebagian besar bersumber dari Sang Maha
Semesta. Oleh karena itu, disamping segi keilmuan umum, yang mengandung
beberapa aspek penting yang harus dilaksanakan oleh organisatoris dalam
keberhasilan sebuah organisasi, dimana aspek-aspek tersebut telah dijelaskan
dalam bagian sebelumnya, para organisatoris juga harus memperhatikan aspek
spiritualitas yang terlihat dalam sudut pandang keagamaan. Karena organisasi
apapun tidak akan berjalan dengan sempurna jika tanpa perantara Sang Maha
Kuasa. Wallahu A’lam
Created in 9 November 2014
0 comments:
Post a Comment