Transparansi Indah Sebuah Cobaan dan Keimanan
Semua orang telah diciptakan oleh Allah dengan kadar
kemampuan universal yang berbeda-beda. Keuniversalan qudroh sesorang
terukur dalam segala bentuk aktivitas dan perilaku yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari, tanpa adanya unsur kesengajaan dan pertimbangan akal pikiran.
Dalam aktivitas seseorang, berjalanlah seluruh komponen akal dan perasaan untuk
membangun sebuah tindakan yang solid dan teratur guna melahirkan sistem kehidupan
yang utuh. Sistem kehidupan tidak bisa
berjalan tanpa adanya konsistensi ilmu, akal budi, dan pergolakan nalar
spiritual yang berinteraksi dan terhubung dalam eksistensi ruang dan waktu. Konsistensi
seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya memerlukan energi, daya tahan
pikiran, dan perasaan dengan mengintegrasikan segenap instrumen alam dan
kondisi fisik lingkungan sekitar sampai terwujudnya tindakan dan perilaku yang
transparan dan bernilai positif.
Tranparansi dan
konsistensi tingkah laku yang terlihat dalam qudroh seseorang sekali
lagi tidak lepas dari sususan dan sistematis penciptaan Sang Maha Kuasa yang
memiliki ribuan model dan rancangan yang indah dan terpercaya. Betapa tidak,
semua aktivitas yang timbul dalam kehidupan seseorang semuanya memiliki daya
uji dan daya ukur yang kuat dengan pendekatan kadar keimanan sang makhluk.
Semakin tinggi kadar keikhlasan dan keimanan seseorang maka tinggi pula kadar
transparansi cobaan dengan keindahan hikmah yang turut hadir di dalamnya.
Keikhlasan dalam berfikir positif yang dikoneksikan dengan prasangka baik serta
dengan relevansi jiwa yang bersih menghasilkan kekuatan spiritual yang kokoh
dan tahan dengan hasutan semu manusia.
Karakteristik insan kamil tidak
akan mencapai kesempurnaan tanpa penguatan paradigma positif yang bersinergi
dengan atom-atom emosional seseorang. Paradigma positif dibangun dengan penalaran
logis rasionalis dan dibuktikan dengan kaidah teologis, guna mencapai kebenaran
yang hakiki. Sedangkan emosi terbentuk dengan serapan dan gesekan atom nurani
yang dihasilkan melalui kegiatan alam bawah sadar dan bersifat refleksitas. Sehingga
penggabungan paradigma positif dengan atom-atom emosional sangat penting dan
perlu untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik. Dalam hal ini pun
transparansi cobaan dan ujian perlu diberikan kepada insal kamil dalam
perwujudan kadar intensitas keimanannya. Wallahu A’lam
Created in 1 November 2014
0 comments:
Post a Comment