Integrasi dan Harmoni Struktural Organisasi
Tidak dipungkiri bahwa proses kegiatan belajar-mengajar tidak hanya terpaku dalam formalitas yang berpusat pada bangku-bangku sekolah atau perkuliahan, akan tetapi kegiatan belajar mengajar membutuhkan stimulasi lebih yang mendukung pembelajaran itu lebih maksimal dan berguna bagi orang lain. Secara formalitas, orang dapat menerima pertukaran ilmu yang saling bersinergi dengan keilmuannya di bangku-bangku sekolah atau perkuliahan, mereka mampu mengembangkan kualitas keintelektulannya dengan pakar-pakar ahli yang secara pendidikannya telah mumpuni untuk mentrasfer ilmu-ilmunya kepada peserta didiknya. Akan tetapi dalam realita kehidupan, keilmuan yang secara formal didapat dari lembaga pendidikan tidaklah cukup untuk menjamin seseorang itu berhasil dalam menyampaikan tugas dan kewajibannya kepada masyarakat. Maka hal itu harus disinergikan dengan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menjadikan individu-individu tersebut lebih cermat dan terlatih dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Karena sudah menjadi kebenaran yang absolut bahwa kehidupan ini tidak lepas dengan problematika-problematika yang begitu kompleks. Maka untuk menghadapi hal tersebut, seseorang itu tidak cukup hanya mengandalkan ilmunya yang bersifat formal yang ia pelajari di bangku sekolah atau perkuliahan melainkan orang tersebut harus mencari dan mempelajari ilmu-ilmu lain yang bersifat non formal atau bersifat multidimensi keilmuan. Maksudnya keilmuan tersebut bersifat fleksibel untuk aspek-aspek kehidupan. Seperti ilmu sosial-interaktif, ilmu perencanaan, ilmu menejemen dan lain sebagainya. Dan ilmu-ilmu tersebut dapat diperoleh di luar bangku sekolah atau perkuliahan seperti di sebuah komunitas, perkumpulan, dan organisasi.